Bos vs Pemimpin
Tiap tim, perusahaan, kantor
keagenan asuransi, ataupun group usaha lainnya tentunya mempunyai bos. Menjadi
bos tidaklah otomatis menjadi leader pula, karena seorang leader mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan seorang bos. Berikut ini adalah 10 perbedaan
antara bos dengan leader:
Seorang bos merasa mengetahui
segalanya, sedangkan leader merasa masih banyak perlu belajar.
Leader akan terus memperbarui
ilmunya dari manapun sumbernya walaupun itu dari luar lingkup perusahaannya
ataupun dari pesaing.
Seorang bos lebih suka banyak
bicara, sedangkan leader lebih suka mendengar.
Seorang pemimpin akan lebih suka
untuk mendengar bawahannya ataupun pelanggannya dalam menyelesaikan suatu
masalah maupun untuk meningkatkan kualitas tim dan produknya. Dengan mendengar,
dia akan memahami suatu masalah dan mampu memberi solusinya.
Bos lebih suka memberi jawaban,
leader lebih suka memberi solusi.
Dalam menghadapi masalah, bos
akan lebih banyak mencari pembenaran dan mencari kambing hitam dan memberi
banyak penjelasan beserta alasan-alasannya. Leader lebih suka mencari solusi
terbaik bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Bos adalah tentang “Saya”, Leader
adalah tentang “Kita”.
Setiap waktu, bos selalu
menunjukkan otoritasnya, wewenangnya, dan kekuasaannya. Dia juga berdalih bahwa
prestasi yang diraih timnya adalah karena dia. Berbeda dengan bos, leader
merasa dirinya bagian dalam sebuah tim. Kegagalan tim atau orang yang
dipimpinnya juga merupakan tanggung-jawabnya.
Bos mengidentifikasi kekurangan
bawahannya, leader mengidentifikasi bakat/kelebihan bawahannya.
Bos seringkali mencari-cari
kekurangan bawahan dan memaksa bawahan untuk terus mengevaluasi kekurangannya
tersebut sehingga lupa akan kelebihannya. Sebaliknya, leader akan
mengidentifikasi bakat masing-masing anggota timnya dan membuat masing-masing
anggota tersebut untuk fokus memaksimalkan bakatnya. Leader sangat menyadari
bahwa kekurangan pasti selalu ada dan akan tidak terihat jika seseorang mampu
memaksimalkan kelebihannya. Leader pun sadar bahwa masing-masing orang
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak contoh mengenai hal
ini, yaitu,
Saat muda, Mike Tyson adalah
seseorang yang bengal, nakal, dan suka berkelahi. Seseorang menemukannya lalu
melatih bakatnya dan mendidiknya hingga menjadi petinju legendaris dunia lalu
keluar dari dunia kelamnya.
Lionel Messi adalah pesepakbola
terbaik dunia. Walaupun dia mempunyai badan yang pendek dibanding pemain-pemain
lainnya, namun Messi dan pelatihnya fokus untuk terus memaksimalkan kelincahan
kaki-kakinya sehingga dia menjadi striker terbaik dunia.
Bos lebih suka mengikuti tren,
leader punya sifat visioner.
Leader mempunyai visi masa depan
yang kuat. Dia selalu ingin agar hari esok harus lebih baik dari hari ini, cara
yang dilakukan harus terus diperbaharui, ilmu pun harus diperbaharui. Dia
melihat ke depan jauh diantara yang lain. Cara yang paling ampuh untuk mengetahui
masa depan adalah dengan melakukan inovasi dan melakukan kebaikan saat ini.
Bos menakut-nakuti, leader
memotivasi. Naik turunnya prestasi dan semangat kerja adalah hal biasa.
Dalam usaha untuk membangkitkan
kinerja tim, seorang bos terbiasa untuk menakut-nakuti anak buahnya agar
bekerja lebih. Bentuk menakut-nakutinya bisa dalam hal marah-marah, ancaman
potong gaji, pemecatan, atau suatu bentuk peringatan. Seorang leader akan
menanggapinya dengan cara berbeda. Dia akan memberi empati kepada bawahannya
dan membangkitkan antusiasme serta motivasi sehingga orang yang dipimpinnya
bersemangat kembali.
Bos berfikir negatif, leader
berfikir positif.
Berfikir positif akan membuat
iklim kerja menjadi lebih nyaman, sementara berfikir negatif akan menjadikannya
tidak nyaman karena segala hal akan terlihat jelek. Seorang bos akan
beranggapan bahwa anggota timnya adalah orang yang harus selalu diawasi, masih
“anak kemarin sore” atau minus pengalaman, pemalas yang tidak jalan kalau tidak
disuruh, dll.
Bos gemar menyuruh, sedangkan
leader memberi teladan.
Sudah dibuktikan dalam sejarah
bahwa komandan-komandan perang terbaik berada di garis depan memimpin
pasukannya. Pasukannya tidak khawatir karena pemimpinnya bersama mereka dan
berperang bersama.
Bos berorientasi pada hasil,
leader berorientasi pada pembangunan karakter manusia yang beriman dan beramal
sholeh.
Bos selalu memperhitungkan untung
rugi, sedangkan leader selalu berfikir bahwa apa yang dilakukan harus untuk
kemaslahatan umat (baik anggota tim, pelanggan, maupun orang lain). Keimanan
dan keikhlasan inilah yang akan menempa seorang leader untuk bersifat jujur,
amanah, dan bijaksana.
Comments